- Ciri-ciri dan Klasifikasi Mahluk Hidup
- Organisasi Kehidupan
- Ekosistem
- Pelestarian dan Keanekaragaman Hayati
- Kepadatan Populasi Manusia
- Peranan Manusia dalam Pengelolaan Lingkungan
Ilmu yang luas tidaklah berguna tanpa pengamalan
selamat berbagi kebaikan
Senin, 28 Februari 2011
materi Pelajaran Biologi kelas 1
materi Pelajaran Biologi kelas 2
- Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan
- Gerak pada Tumbuhan
- Fotosintesis
- Sistem Gerak pada Manusia dan pada Vertebrata
- Sistem Pencernaan
- Sistem Pernafasan
- Sistem Transportasi (Peredaran darah)
- Sistem Ekskresi (Pengeluaran)
- Sistem Koordinasi (Saraf)
materi Pelajaran Biologi kelas 3
- Alat Indera pada Manusia
- Hormon pada Manusia
- Kelangsungan Hidup Organisme
- Perkembangbiakan Tumbuhan Biji
- Perkembangbiakan Hewan
- Pewarisan Sifat
- Rekayasa Reproduksi
- Bioteknologi
- Bahan Kimia dalam Makanan
- Zat Adiktif dan Psikotropika
Alat Indra : Mata
1. GAMBAR MATA
2. BAGIAN-BAGIAN MATA
- Kornea, yaitu bagian depan mata yang dilapisi oleh selaput cahaya.
- Pupil, bagian mata yang terletak ditengah-tengah selaput iris yang berbentuk celah lingkaran yang berfungsi sebagai diafragma untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata.
- Iris, terletak dekat lensa mata yang berfungsi memberi warna mata.
- Lensa Kristalin, yaitu lensa mata yang berfungsi mengatus pembiasan. Pembentukan bayangan dari hasil pembiasan ini jatuh tepat pada retina jika mata normal.
- Retina, yaitu selaput yang terletak pada bagian belakang mata yang ber fungsi sebagai layar untuk menangkap bayangan.
- Otot Siliar, yaitu otot yang berada di sekitar lensa mata yang berfungsi untuk mengatur ketebalan dan pipih nya lensa mata.
3. GANGGUAN
- Miopi
Miopi yakni seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh. Biasanya terjadi pada pelajar. - Hipermetropi
Hipermetropi yaitu seseroang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat dari mata. - Presbiopi
Presbiopi adalah seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat maupun berjarak jauh. Biasa terjadi pada lansia. - Kerabunan dan kebutaan
Buta berarti seseorang tidak dapat melihat benda apapun sama sekali. Buta bisa saja diakibatkan keturunan, maupun kecelakaan. Rabun berarti seseorang hanya dapat melihat dengan samar-samar. Orang-orang yang buta maupun rabun biasanya "membaca" dengan jari-jarinya. Ini disebut huruf Braille. - Buta warna
Buta warna adalah suatu kondisi dimana seseorang sama sekali tidak dapat membedakan warna. Yang dapat dilihat hanyalah warna hitam, abu-abu, dan putih. Buta warna biasanya merupakan penyakit turunan. Artinya jika seseorang buta warna, hampir pasti anaknya juga buta warna. - Katarak
Katarak adalah suatu penyakit mata di mana lensa mata menjadi buram karena penebalan Lensa Mata dan terjadi pada orang lanjut usia (lansia).
4. PENGOBATAN
Penyembuhan Penyakit Buta Warna dengan Cara Terapi Gen
Penelita asal AS telah berhasil menyembuhkan penyakit buta warna pada monyet dewasa yang lahir tanpa kemampuan membedakan warna merah dan warna hijau. Namun penemuan ini masih membutuhkan penelitian yang lebih lanjut, cara ini bisa di terapkan kepada manusia yang memiliki penyakit yang sama yaitu buta warna.
Beragam bentuk buta warna. Tapi yang paling sering di temukan adalah buta warna merah dan hijau, karena melewati gen penglihatan warna yang rusak pada kromosom X. Ada juga penyakit buta warna yang terjadi karena penyakit semacam degenerasi menular atau efek samping pengobatan.
Ilmuan memiliki pemikiran, mungkin dengan cara pengobatan ini dapat memanipulasi otak dewasa sehingga penyakit buta warna dapat di obati dengan cara terapi gen. Penambahan lain seperti informasi indrawi seperti reseptor visual yang di butuhkan untuk penglihatan warna yang sempurna biasanya hanya dapat di lakukan pada tahun-tahun awal manusia terlahir. Karena pada saat itu otak berada pada kondisi paling mudah di bentuk.
Profesor Jay Neitz beserta timnya telah memperkenalkan gen terapeutik ke dalam sel indra penglihatan di belakang mata squirrel-monkey dewasa. Gen terapeutik terdiri dari kode DNA yang di perlukan dalam memungkinkan sel indra penglihatan bisa membedakan antara warna merah dan warna hijau, sesuatu yang tidak dimiliki oleh monyet jantan.
Setelah malalui beberapa proses terapi gen ini di lakukan pada monyet jantan yang kami miliki. Pada akhirnya terapi gen ini memperoleh kesuksesan, monyet jantan kini memiliki kebutuhan photopigment untuk melihat semua warna dan dapat menentukan warna merah dan warna hijau secara tepat melalui uji gambar pada komputer.
Pengamatan terhadap monyet-monyet tersebut sudah dilakukan lebih dari dua tahun lalu. Perkembangan yang dialami mereka sudah mulai stabil. Namun binatang-binatang tersebu akan terus dipantau dengan tujuan untuk mengevaluasi efek pengobatan jangka panjang. Winfried Amoaku, ahli pengobatan mata di Universitas Nottingham, mengatakan penelitian itu sebenarnya bisa bermanfaat bagi 7% pria dan 1% wanita di dunia yang lahir dengan kekurangan warna genetic pada mata.
Beragam bentuk buta warna. Tapi yang paling sering di temukan adalah buta warna merah dan hijau, karena melewati gen penglihatan warna yang rusak pada kromosom X. Ada juga penyakit buta warna yang terjadi karena penyakit semacam degenerasi menular atau efek samping pengobatan.
Ilmuan memiliki pemikiran, mungkin dengan cara pengobatan ini dapat memanipulasi otak dewasa sehingga penyakit buta warna dapat di obati dengan cara terapi gen. Penambahan lain seperti informasi indrawi seperti reseptor visual yang di butuhkan untuk penglihatan warna yang sempurna biasanya hanya dapat di lakukan pada tahun-tahun awal manusia terlahir. Karena pada saat itu otak berada pada kondisi paling mudah di bentuk.
Profesor Jay Neitz beserta timnya telah memperkenalkan gen terapeutik ke dalam sel indra penglihatan di belakang mata squirrel-monkey dewasa. Gen terapeutik terdiri dari kode DNA yang di perlukan dalam memungkinkan sel indra penglihatan bisa membedakan antara warna merah dan warna hijau, sesuatu yang tidak dimiliki oleh monyet jantan.
Setelah malalui beberapa proses terapi gen ini di lakukan pada monyet jantan yang kami miliki. Pada akhirnya terapi gen ini memperoleh kesuksesan, monyet jantan kini memiliki kebutuhan photopigment untuk melihat semua warna dan dapat menentukan warna merah dan warna hijau secara tepat melalui uji gambar pada komputer.
Pengamatan terhadap monyet-monyet tersebut sudah dilakukan lebih dari dua tahun lalu. Perkembangan yang dialami mereka sudah mulai stabil. Namun binatang-binatang tersebu akan terus dipantau dengan tujuan untuk mengevaluasi efek pengobatan jangka panjang. Winfried Amoaku, ahli pengobatan mata di Universitas Nottingham, mengatakan penelitian itu sebenarnya bisa bermanfaat bagi 7% pria dan 1% wanita di dunia yang lahir dengan kekurangan warna genetic pada mata.
by :
sabara
e-mail : young_wom@yahoo.com
memet
e-mail : bisnis.online06@yahoo.com
husein
e-mail : akbarhusein_effendi@yahoo.com
kunjungi blog saya (sabara)
www.fb-chester.blogspot.com
Alat Indra : Telinga
Telinga
E. Perincian Lebih Lanjut Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia, dengan beberapa variasi sesuai dengan fungsi dan spesies.
Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak simetris pada bagian yang berlawanan di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara.
Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).
Bagian telinga
Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membran timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis.
Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam.
Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagai otitis Eksterna. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan mengorek telinga & akan menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus (DM/sakit gula)
Telinga luar dan kebudayaan
Walaupun bagian daun telinga tidak begitu penting, bagian ini sering digunakan untuk memperbaiki tampilan wajah. Dalam masyarakat Barat, telinga yang terlalu besar dan terlihat tidak simetris akan memperburuk penampilan. Bedah pertama untuk mengatasi hal ini dipublikasikan pada 1881.
Tindik telinga.
Telinga juga menjadi tempat perhiasan selama ribuan tahun, terutama dengan menindik telinga. Dalam beberapa kebudayaan, perhiasan tersebut ditempatkan untuk menarik dan memperbesar daun telinga. Kebudayaan ini masih ditemukan di Indonesia, yakni pada suku Dayak di Kalimantan.
Telinga tengah
Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran (martil atau malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). Saluran Eustachius juga berada di telinga tengah.
Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran Eustachius menghubungkan ruangan telinga tengah ke belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachius dan telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap. Hal ini menjelaskan mengapa penumpang pesawat terbang merasa 'tuli sementara' saat lepas landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan tekanan antara udara sekitar. Tekanan udara di sekitar telah turun, sedangkan di telinga tengah merupakan tekanan udara daratan. Perbedaan ini dapat diatasi dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap.
Peradangan atau infeksi pada bagian telinga ini disebut sebagai Otitis Media
Telinga dalam
Pendengaran
Potongan melintang koklea. Endolimfe terdapat di skala media - daerah hijau terang pada tengah diagram.
Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.
Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea trdiri aras tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.
Organ Keseimbangan
Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat Indra Pengatur Keseimbangan atau organ Vestibular. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau Saluran Gelung atau semisirkular. Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan Tubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf Pendengaran.
Telinga
Email: ibrahimhasan37@yahoo.com
: iskandarnakkedang@yahoo.co.id
Telinga merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk mendengar suara atau bunyi, suara yang dapat kita dengar adalah suara-suara yang memiliki frekuensi antara 20Hz-20.000Hz.
A. Bagian-bagian telinga
1. Telinga bagian luar, terdiri dari :
- Daun Telinga
- Liang Telinga (saluran auditori)
- Selaput Gendang (membran timfani)
2. Telinga bagian Tengah, terdiri dari :
- Saluran Eustachius
- Tulang Pendengaran
3. Telinga bagisn dalam, terdiri dari :
- Tingkap Jorong
- Rumah Siput
- Tiga Saluran Setengah Lingkaran
B. Proses Memdengar
Sumber bunyi~bunyi ~ daun telinga ~ gendang telinga ~ getaran ~ 3 tulang
pendengaran ~ tingkap jorong ~ rumah siput ~ cairan limfe
bergetar ~ merangsang ujung-ujung syaraf ~ impuls ~ otak
C. Alat Keseimbangan
Fungsi keseimbangan ini terdapat pada telinga bagian dalam yang dilaksanakan
oleh 3 saluran setengah lingkaran utri kulus dan sakulus, yang mendeteksi :
- Posisi Tubuh
- Gerakan Tubuh
Disetiap ujung saluran setengah lingkaran memiliki struktur ampulla
Konsep :
gerakan kepala ~ cairan bergerak ~ sel reseptor ~ impuls ~ otak
D. Gangguan Telinga
1. Gangguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah
terinfeksi otitis sehingga mengeluarkan nanah.
2. Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke
gendang telinga
3. Kerusakan gendang telinga
4. Otoskleorosis
5. Presbikusis
6. Rusaknya reseptor
Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak simetris pada bagian yang berlawanan di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara.
Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).
Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membran timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis.
Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam.
Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagai otitis Eksterna. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan mengorek telinga & akan menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus (DM/sakit gula)
Walaupun bagian daun telinga tidak begitu penting, bagian ini sering digunakan untuk memperbaiki tampilan wajah. Dalam masyarakat Barat, telinga yang terlalu besar dan terlihat tidak simetris akan memperburuk penampilan. Bedah pertama untuk mengatasi hal ini dipublikasikan pada 1881.
Tindik telinga.
Telinga juga menjadi tempat perhiasan selama ribuan tahun, terutama dengan menindik telinga. Dalam beberapa kebudayaan, perhiasan tersebut ditempatkan untuk menarik dan memperbesar daun telinga. Kebudayaan ini masih ditemukan di Indonesia, yakni pada suku Dayak di Kalimantan.
Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran (martil atau malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). Saluran Eustachius juga berada di telinga tengah.
Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran Eustachius menghubungkan ruangan telinga tengah ke belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachius dan telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap. Hal ini menjelaskan mengapa penumpang pesawat terbang merasa 'tuli sementara' saat lepas landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan tekanan antara udara sekitar. Tekanan udara di sekitar telah turun, sedangkan di telinga tengah merupakan tekanan udara daratan. Perbedaan ini dapat diatasi dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap.
Peradangan atau infeksi pada bagian telinga ini disebut sebagai Otitis Media
Pendengaran
Potongan melintang koklea. Endolimfe terdapat di skala media - daerah hijau terang pada tengah diagram.
Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.
Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea trdiri aras tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.
Organ Keseimbangan
Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat Indra Pengatur Keseimbangan atau organ Vestibular. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau Saluran Gelung atau semisirkular. Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan Tubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf Pendengaran.
OBAT TELINGA
Obat telinga dapat terbagi menjadi :
- Obat telinga sebagai antiseptik dan anti infeksi.
Biasanya merupakan antibiotik seperti chlorampenikol, gentamisin, atau ofloxacin dengan tambahan penghilang sakit lokal (lidokain/benzokain). - Antiseptik telinga dengan kortikosteroid
Pada kelompok obat telinga ini selain mengandung antibiotik dan penghilang sakit lokal juga ditambah kortikosteroid yang berfungsi untuk menghilangkan gejala alergi pada telinga. - Obat telinga lainnya
Obat telinga ini diindikasikan untuk saluran telinga yang tersumbat oleh kotoran yang mengeras.
Obat telinga ini dibuat dalam bentuk sediaan khusus untuk telinga dengan pembawa yang mudah menyebar ke dalam liang telinga. Bentuk kemasannya pun didesain khusus untuk mempermudah pemberian obat telinga.
Semua obat telinga tidak boleh digunakan untuk jangka panjang karena bisa menimbulkan ototoksik, superinfeksi.
Bila permasalahan telinga disebabkan oleh jamur/virus tidak boleh menggunakan obat telinga yang mengandung antibiotik karena bisa menimbulkan superinfeksi. Selain itu antibu\iotik digunakan untuk infeksi oleh bakteri.
Telinga
Telinga terdiri dari :
- Telinga luar :
- Daun telinga
- Saluran telinga berupa corong
- Telinga tengah : mulai dari gendang telinga sampai di tulang pendengaran.
- Telinga dalam : berisi organ pendengar dan organ keseimbangan.
Gambar Anatomi Telinga
Gangguan telinga paling sering dijumpai dengan gejala-gejala yang umum berupa rasa nyeri, gatal, keluar cairan, rasa ada tekanan dalam telinga, rasa panas atau kombinasi dan gejala-gejala tersebut.
Secara umum gangguan telinga dapat terjadi pada:
- Penyakit didalam telinga.
- Penyakit diluar telinga, misalnya penyakit atau kelainan pada daerah lidah, rahang bawah, orofaring, tonsil, atau sinus paranasalis.
Keadaan ini perlu diagnosa yang akurat sehingga memerlukan penanganan dokter.
Pada umumnya gangguan telinga yang dapat diatasi dengan pengobatan sendiri adalah gangguan telinga luar berupa penumpukan serumen dan kemasukan benda asing.
Penumpukan serumen
Penumpukan serumen karena produksi kotoran telinga berlebihan yang tidak diimbangi dengan pengeluaran serumen.
Pemumpukan serumen dapat dideteksi bila pada telinga mengalami gejala rasa nyeri, gatal dan pendengaran menurun.
Penanggulangan penumpukan serumen adalah dengan mengeluarkan serumen dari telinga dengan bantuan alat atau obat yang tepat.
Cara membersihkan telinga yang baik adalah;
- Dengan menggunakan cotton bud (lidi berkapas) yang dicelup ke dalam cairan perhidrol (H202 3%) atau fenolgliserin.
- Untuk membersihkan penumpukan serumen dapat juga dengan meneteskan terlebih dahulu cairan perhidrol (H202 3%) atau fenolgliserin ke dalam liang telinga, tunggu beberapa saat kemudian dibersihkan dengan alat pembersih telinga yang ujungnya lunak.
Untuk pemilihan obat telinga yang tepat sesuai kebutuhan dan keluhan anda ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter THT.
Di apotik online medicastore anda dapat mencari obat telinga yang telah diresepkan dokter secara mudah dengan mengetikkan di search engine medicastore. Sehingga anda dapat memilih dan beli obat telinga sesuai kebutuhan anda...
Email: ibrahimhasan37@yahoo.com
: iskandarnakkedang@yahoo.co.id
Alat Indra : Lidah
Bagian lidah
Bagian ujung lidah berfungsi sebagai pengecap rasa manis. Bagian belakang bertugas mengenali rasa asin. Sedangkan, bagian pinggir dan bawah lidah berfungsi mengenali rasa asam dan pahit.
Keempat rasa itu muncul karena adanya kandungan bahan kimia dalam makanan dan minuman yang kita makan. Agar dapat dirasakan, zat kimia ini harus dalam bentuk cair. Makanan yang kering kurang dapat dikenali rasanya dan baru dapat dirasakan jika makanan kering tersebut sudah bercampur dengan ludah.
Jadi, jika mengulum permen, maka ujung lidahlah yang bekerja. Sedangkan, jika memakan keju, rasa itu akan dikenali oleh bagian belakang lidah. Rasa jeruk yang masam akan dikenali oleh bagian pinggir dan rasa obat akan dikenali oleh bagian bawah lidah.
Dibanding indra yang lain, lidah tidak begitu sensitif. Menurut para ahli, lidah memerlukan 25.000 kali lebih banyak zat dalam mulut untuk bisa merasakan makanan. Walaupun begitu, perpaduan keempat kuncup pengecap untuk rasa asin, manis, asam, dan pahit membuat lidah bisa lebih membentuk sensasi rasa yang lebih luas. Misalnya, ketika menyantap rendang yang pedas dan penuh dengan bumbu.
Saat ini beberapa peneliti berusaha memasukkan rasa kelima, yaitu rasa gurih. Gurih adalah rasa sedap yang ditemukan pada makanan kaya protein. Di antaranya, daging dan ikan. Bahkan, lidah bisa merasakan perpaduan rasa yang tidak dapat diidentifikasi, yaitu rasa yang datang saat hidung merasakan bau busuk atau bau beracun.
Rasa manis membantu kita untuk mengenalkan makanan yang menyehatkan atau kaya kalori. Rasa asin diperlukan untuk setiap fungsi tubuh, dan rasa gurih dapat membantu kita mengindentifikasikan makanan yang kaya akan protein.
Para peneliti telah membuktikan bahwa di Amerika masyarakatnya tidak terlalu kuat dengan rasa pedas dari cabai dan jahe. Berbeda dengan orang Padang. Mereka merasakan jahe dan cabai biasa saja. Ini disebabkan oleh jumlah papila yang berbeda.
Selain faktor di atas, indra pengecap juga terpengaruh oleh suhu makanan yang dimakan. Kita tidak akan mengecap nikmatnya sate atau bakso dalam keadaan dingin, sedangkan pemakaian rempah-rempah dan merica hitam akan menimbulkan sensasi pedas atau panas di lidah, yang mempengaruhi citarasa makanan yang dimakan.
Lalu, apakah indra pengecap akan berkurang ketajamannya jika kalian sudah tua?
Jawabannya, tentu saja hal itu bisa terjadi. Namun, pengalaman manusia menyantap makanan telah membuat lidah tetap bisa menikmati sensasi rasa makanan. Jadi, tidak perlu khawatir akan kehilangan nikmatnya rasa suatu makanan atau minuman.
Gangguan Lidah
Luka : luka berat adalah hal yang paling sering menyebabkan ketidaknyamanan lidah. Lidah tersebut mempunyai banyak ujung saraf untuk rasa sakit dan peraba dan lebih peka terhadap rasa sakit dibandingkan kebanyakan bagian lain pada tubuh. Lidah sering tiba-tiba tergigit tetapi cepat sembuh. Gigi yang tajam atau rusak bisa sangat merusak jaringan yang mudah rusak tersebut.
‘Berbulu’: pertumbuhannya terlalu cepat dari proyeksi normal di atas lidah (Vili) bisa membuat lidah tampak berbulu. Lidah tersebut bisa juga tampak berbulu setelah demam, setelah pengobatan antibiotik, atau ketika pencuci mulut peroxide digunakan terlalu sering. ‘Bulu’ ini pada ujung lidah tidak perlu dibingungkan dengan leukoplakia berbulu. Leukoplakia berbulu terbentuk di sisi lidah dan merupakan karakteristik AIDS.
Perubahan warna : Villi lidah bisa menjadi berubah warna jika seseorang merokok atau mengunyah tembakau, makan makanan tertentu, atau memiliki bakteri berwarna yang berkembang pada lidah.
Ujung lidah bisa terlihat berwarna hitam jika seseorang menggunakan sediaan bismuth untuk gangguan perut. Penyikatan lidah dengan menggunakan sikat gigi atau kikisan dengan pengikis lidah bisa menghilangkan beberapa perubahan warna.
Anemia kekurangan zat besi bisa membuat lidah terlihat pucat dan lembut. Anemia pernicious, yang disebabkan oleh kekurangan Vitamin B12, bisa juga membuat lidah terlihat pucat dan lembut. Tanda pertama pada demam scarlet kemungkinan berubah dari warna normal lidah menjadi warna strawberi, dan kemudian warna rasberi. Lidah merah-strawberi pada anak kecil bisa juga menjadi sebuah tanda penyakit Kawasaki. Lidah merah lembut dan mulut menyakitkan bisa mengindikasi pellagra, sebuah jenis kekurangan gizi yang disebabkan oleh kekurangan niacin (Vitamin B3) pada makanan. Lidah merah bisa juga meradang (glossitis)-lidah tersebut merah, menyakitkan, dan bengkak.
Bercak keputih-putihan, serupa dengan apa yang ditemukan di dalam pipi, bisa disertai demam, dehidrasi, sifilis tahap kedua, sariawan, lichen planus, leukoplakia, atau gangguan pernafasan mulut.
Pada geografis lidah, beberapa daerah lidah berwarna putih atau kuning dan kasar, sebaliknya bagian lain berwarna merah dan lembut. Daerah tersebut berubah warna terjadi sekitar lebih dari satu periode mingguan sampai tahunan. Keadaan tersebut biasanya tidak menyakitkan, dan tidak memerlukan pengobatan.
Luka dan benjolan : luka pada lidah bisa disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi virus herpes simplex mulut, luka sariawan, tuberculosis, infeksi bakteri, atau sifilis tahap-awal. Luka bisa juga disebabkan oleh alergi atau gangguan sistem kekebalan lainnya.
Meskipun benjolan kecil pada kedua sisi lidah biasanya tidak berbahaya, sebuah benjolan hanya pada salah satu sisi bisa bersifat kanker. Daerah berwarna putih atau merah yang tidak bisa dijelaskan, luka, atau bengkak (menjadi keras) pada lidah-khususnya jika tidak terasa sakit-kemungkinan tanda kanker dan harus diteliti oleh seorang dokter atau dokter gigi. Kebanyakan kanker mulut tumbuh pada salah satu sisi lidah atau pada dasar mulut. Kanker hampir tidak pernah muncul di ujung lidah, kecuali ketika kanker tersebut terjadi setelah sifilis yang tidak diobati.
Rasa tidak nyaman : Lidah yang tidak nyaman bisa dihasilkan dari iritasi oleh makanan tertentu, khususnya yang asam (misal, nanas), atau rasa tertentu di dalam pasta gigi, pencuci mulut, permen, atau permen karet. Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada lidah, sama seperti luka dan infeksi bisa lakukan. Infeksi umum yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada lidah adalah thrush (candidiasis), dimana jamur berbentuk lapisan putih pada gigi yang terlalu cepat bertumbuh yang menutupi lidah. Nyeri intensif pada seluruh mulut bisa disebabkan oleh sindrom mulut terbakar.
Biasanya, hal ini adalah proses eliminasi untuk menemukan hanya apa yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman pada lidah tidak disebabkan oleh infeksi biasanya diobati dengan menghilangkan penyebab tersebut. Misal, orang tersebut bisa mencoba untuk merubah merek pasta gigi, menghentikan makanan yang mengiritasi, atau memperbaiki gigi yang tajam atau patah oleh seorang dokter gigi. Mencuci dengan air garam hangat bisa membantu. Sariawan bisa diobati dengan obat anti jamur, seperti nystatin atau fluconazole.
Burning Mouth Syndrome
Sindrom mulut terbakar (juga disebut oral dysesthesia) terjadi sangat sering terjadi pada wanita setelah menopause. Bagian mulut yang paling sering terkena adalah lidah (nyeri pada lidah disebut glossodynia). Rasa terbakar menyakitkan bisa mempengaruhi seluruh mulut (terutama lidah, bibir, dan atap mulut [palate]) atau hanya lidah. Rasa tersebut kemungkinan berlanjut atau sebentar-sebentar disertai rasa terbakar termasuk mulut kering, haus, dan rasa yang berubah. Kemungkinan konsekwensi termasuk perubahan kebiasaan makan, sifat lekas marah, depresi, dan penghindaran pada orang lain.
Sindrom mulut terbakar tidak sama dengan rasa tidak nyaman sementara yang kebanyakan orang alami setelah makanan yang mengiritasi atau makanan asam. Sindrom mulut terbakar kurang baik dipahami. Yang kemungkinan menghadirkan sejumlah keadaan yang berbeda dengan penyebab yang berbeda tetapi gejala yang umum.
Penyebab umum adalah penggunaan antibiotik, yang merubah keseimbangan bakteri di dalam mulut, menyebabkan jamur candida sangat berkembangbiak (keadaan yang disebut sariawan). Gigi palsu yang tidak pas dan alergi terhadap bahan-bahan gigi kemungkinan penyebab paling mungkin. Penggunaan berlebihan pada pencuci dan semprotan mulut yang bisa menyebabkan sindrom lidah terbakar, seperti apa saja yang membuat mulut kering, seperti alkohol atau penggunaan tembakau, dan berbagai pengobatan. Kepekaan terhadap makanan tertentu dan pewarna makanan, terutama sekali asam sorbic dan asam benzoat (bahan pengawet makanan), propylene glycol (ditemukan sebagai moustirising agen pada makanan, obat-obatan, dan kosmetik), chicle (ditemukan pada beberapa permen karet), dan kayu manis, bisa memainkan beberapa peranan. Kekurangan vitamin, termasuk B12, asam folat, dan B-kompleks, bisa menyebabkan sindrom mulut terbakar. Kekurangan zat besi juga termasuk di dalamnya.
Pengobatannya
Obat untuk Penyakit Sindrom Adalah transplantasi sunsum tulang.
Nama Anggota :
Kamil (kamil_z@ymail.com)
Riski (rizkynakalam@ymail.com)
Kuddus (quddusabdul55@yahoo.com)
Alat Indra : Kulit
Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis.
Struktur anatomi
Epidermis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.[sunting] Dermis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotalamus
. 1. Eksim atau Dermatitis
Adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik atau dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.
Pengobatan
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.
Salep atau krim yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison diberikan untuk mengurangi proses inflamasi atau keradangan. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Obat lain yang dibutuhkan adalah antihistamin untuk mengurangi rasa gatal yang terlalu berat, dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.
3. Kusta atau Lepra atau disebut juga Penyakit Morbus Hansen, Penyakit Hansen adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas; dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar.[2] Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata. Tidak seperti mitos yang beredar di masyarakat, kusta tidak menyebabkan pelepasan anggota tubuh yang begitu mudah, seperti pada penyakit tzaraath, yang digambarkan pada alkitab dan sering disamakan dengan kusta
Pengobatan
Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal (pembasmi bakteri) yang lemih terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. {ada 1960an, dapson tidak digunakan lagi.
Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson, akhirnya menemukan klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an. [25] Kemudian, Shantaram Yawalkar dan rekannya merumuskan terapi kombinasi dengan rifampisin dan dapson, untuk mengakali kekebalan bakteri.[26] Terapi multiobat dan kombinasi tiga obat di atas pertama kali direkomendasi oleh Panitia Ahli WHO pada 1981. Cara ini menjadi standar pengobatan multiobat. Tiga obat ini tidak digunakan sebagai obat tunggal untuk mencegah kekebalan atau resistensi bakteri.
Terapi di atas lumayan mahal, maka dari itu cukup sulit untuk masuk ke negara yang endemik. Pada 1985, kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di 122 negara. Pada Pertemuan Kesehatan Dunia (WHA) ke-44 di Jenewa, 1991, menelurkan sebuah resolusi untuk menghapus kusta sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2000, dan berusaha untuk ditekan menjadi 1 kasus per 100.000. WHO diberikan mandat untuk mengembangkan strategi penghapusan kusta.
Kelompok Kerja WHO melaporkan Kemoterapi Kusta pada 1993 dan merekomendasikan dua tipe terapi multiobat standar.[27] Yang pertama adalah pengobatan selama 24 bulan untuk kusta lepromatosa dengan rifampisin, klofazimin, dan dapson. Yang kedua adalah pengobatan 6 bulan untuk kusta tuberkuloid dengan rifampisin dan dapson.
mustain (la.li71@yahoo.com)
Ratno (hardian.ratno@gmail.com)
Alat Indra : Hidung
Apa yang anda cium saat lewat di depan penjual sate padang yang sedang memanggang daging sate? Tentu saja aroma yang membangkitkan selera tercium oleh kita dan ujung-ujungnya kita pun makan sate padang yang nikmat.
Bagaimana sih cara alat indera tubuh manusia yang bernama hidung menerima dan merasakan bau yang ada di sekeliling kita, yuk kita pelajari.
Saat manusia baru lahir indera penciuman nya lebih kuat dari manusia dewasa karena dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Asal tahu saja indera penciuman manusia dapat mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda.
Bagian-bagian hidung manusia
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.
Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan Palate.
Bagian-bagian hidung manusia
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.
Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan Palate.
Mucous membrane berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bagkteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
Cara kerja alat penciuman (hidung) manusia
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Dia atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta.
Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau selokan.
Informasi Penyakit Gangguan Telinga, Hidung, Tenggorokan
THT. Telinga, Hidung & Tenggorokan
DEFINISI
Lokasi dan fungsi dari telinga, hidung dan tenggorokan berhubungan erat.
Kelainan pada organ-organ tersebut didiagnosis dan diobati oleh dokter spesialis yang disebut otolaringologis.
TELINGA
Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
Telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh telinga tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang kemudian dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh.
Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikel) dan saluran telinga (meatus auditorius eksternus).
Telinga luar merupakan tulang rawan (kartilago) yang dilapisi oleh kulit, daun telinga kaku tetapi juga lentur.
Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga.
Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.
Telinga Tengah
Teling tengah terdiri dari gendang telinga (membran timpani) dan sebuah ruang kecil berisi udara yang memiliki 3 tulang kecil yang menghubungkan gendang telinga dengan telinga dalam.
# Ketiga tulang tersebut adalah: Maleus (bentuknya seperti palu, melekat pada gendang telinga)
# Inkus (menghugungkan maleus dan stapes)
# Stapes (melekat pda jendela oval di pintu masuk ke telinga dalam).
Getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut dan dihantarkan ke jendela oval.
Telinga tengah juga memiliki 2 otot yang kecil-kecil:
# Otot tensor timpani (melekat pada maleus dan menjaga agar gendang telinga tetap menempel)
# Otot stapedius (melekat pada stapes dan menstabilkan hubungan antara stapedius dengan jendela oval.
Jika telinga menerima suara yang keras, maka otot stapedius akan berkontraksi sehingga rangkaian tulang-tulang semakin kaku dan hanya sedikit suara yang dihantarkan.
Respon ini disebut refleks akustik, yang membantu melindungi telinga dalam yang rapuh dari kerusakan karena suara.
Tuba eustakius adalah saluran kecil yang menghubungkan teling tengah dengan hidung bagian belakang, yang memungkinkan masuknya udara luar ke dalam telinga tengah.
Tuba eustakius membuka ketika kita menelan, sehingga membantu menjaga tekanan udara yang sama pada kedua sisi gendang telinga, yang penting untuk fungsi pendengaran yang normal dan kenyamanan.
Telinga Dalam
Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terjdiri dari 2 bagian utama:
# Koklea (organ pendengaran)
# Kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).
Koklea merupakan saluran berrongga yang berbentuk seperti rumah siput, terdiri dari cairan kental dan organ Corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut.
Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf.
Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak.
Walaupun ada perlindungan dari refleks akustik, tetapi suara yang gaduh bisa menyebabkan kerusakan pada sel rambut.
Jika sel rambut rusak, dia tidak akan tumbuh kembali.
Jika telinga terus menerus menerima suara keras maka bisa terjadi kerusakan sel rambut yang progresif dan berkurangnya pendengaran.
Kanalis semisirkuler merupakan 3 saluran yang berisi cairan, yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan.
Setiap gerakan kepala menyebabkan ciaran di dalam saluran bergerak.
Gerakan cairan di salah satu saluran bisa lebih besar dari gerakan cairan di saluran lainnya; hal ini tergantung kepada arah pergerakan kepala.
Saluran ini juga mengandung sel rambut yang memberikan respon terhadap gerakan cairan.
Sel rambut ini memprakarsai gelombang saraf yang menyampaikan pesan ke otak, ke arah mana kepala bergerak, sehingga keseimbangan bisa dipertahankan.
Jika terjadi infeksi pada kanalis semisirkuler, (seperti yang terjadi pada infeksi telinga tengah atau flu) maka bisa timbul vertigo (perasaan berputar).
HIDUNG
Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar-masuknya udara dari dan ke paru-paru.
Hidung juga memberikan tambahan resonansi pada suara dan merupakan tempat bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata.
Hidung bagian atas terdiri dari tulang dan hidung bagian bawah terdiri dari tulang rawan (kartilago).
Di dalam hidung terdapat rongga yang dipisahkan menjadi 2 rongga oleh septum, yang membentang dari lubang hidung sampai ke tenggorokan bagian belakang.
Tulang yang disebut konka nasalis menonjol ke dalam rongga hidung, membentuk sejumlah lipatan.
Lipatan ini menyebabkan bertambah luasnya daerah permukaan yang dilalui udara.
Rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir dan pembuluh darah.
Luasnya permukaan dan banyaknya pembuluh darah memungkinkan hidung menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk dengan segera.
Sel-sel pada selaput lendir menghasilkan lendir dan memiliki tonjolan-tonjolan kecil seperti rambut (silia).
Biasanya kotoran yang masuk ke hidung ditangkap oleh lendir, lalu disapu oleh silia ke arah lobang hidung atau ke tenggorokan. Cara ini membantu membersihkan udara sebelum masuk ke dalam paru-paru.
Bersin secara otomatis membersihkan saluran hidung sebagai respon terhadap iritasi, sedangkan batuk membersihkan paru-paru.
Sel-sel penghidu terdapat di rongga hidung bagian atas.
Sel-sel ini memiliki silia yang mengarah ke bawah (ke rongga hidung) dan serat saraf yang mengarah ke atas (ke bulbus olfaktorius, yang merupakan penonjolan pada setiap saraf olfaktorius/saraf penghidu).
Saraf olfaktorius langsung mengarah ke otak.
SINUS PARANASALIS
Tulang di sekitar hidung terdiri dari sinus paranasalis, yang merupakan ruang berrongga dengan lubang yang mengarah ke rongga hidung.
Terdapat 4 kelompok sinus paranasalis:
# Sinus maksilaris
# Sinus etmoidalis
# Sinus frontalis
# Sinus sfenoidalis.
Dengan adanya sinus ini maka:
- berat dari tulang wajah menjadi berkurang
- kekuatan dan bentuk tulang terpelihara
- resonansi suara bertambah.
Sinus dilapisi oleh selapus lendir yang terdiri dari sel-sel penghasil lendir dan silia.
Partikel kotoran yang masuk ditangkap oleh lendir lalu disapu oleh silia ke rongga hidung.
Pengaliran dari sinus bisa tersumbat, sehingga sinus sangat peka terhadap ifneksi dan peradangan (sinusitis).
Tenggorokan (faring) terletak di belakang mulut, di bawah rongga hidung dan diatas kerongkongan dan tabung udara (trakea).
Tenggorokan terbagi lagi menjadi:
- nasofaring (bagian atas)
- orofaring (bagian tengah)
- hipofaring (bagian bawah.
Tenggorokan merupakan saluran berotot tempat jalannya makanan ke kerongkongan dan tempat jalannya udara ke paru-paru.
Tenggorokan dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri dari sel-sel penghasil lendir dan silia.
Kotoran yang masuk ditangkap oleh lendir dan disapu oleh silia ke arah kerongkongan lalu ditelan.
Tonsil (amandel) terletak di mulut bagian belakang, sedangkan adenoid terletak di rongga hidung bagian belakang.
Tonsil dan adenoid terdiri dari jaringan getah bening dan membantu melawan infeksi.
Ukuran terbesar ditemukan pada masa kanak-kanak dan secara perlahan akan menciut.
Pada puncak trakea terdapat kotak suara (laring), yang mengandung pita suara dan berfungsi menghasilkan suara.
Jika mengendur, maka pita suara membentuk lubang berbentuk huruf V sehingga udara bisa lewat dengan bebas.
Jika mengkerut, pita suara akan bergetar, menghasilkan suara yang bisa dirubah oleh lidah, hidung dan mulut sehingga terjadilah percakapan.
Epiglotis merupakan suatu lembaran yang terutama terdiri dari kartilago dan terletak di atas serta di depan laring.
Selama menelan, epiglotis menutup untuk mencegah masuknya makanan dan cairan ke dalam trakea.
CAra Mengatasinya :
THT. Telinga, Hidung & Tenggorokan
DEFINISI
Lokasi dan fungsi dari telinga, hidung dan tenggorokan berhubungan erat.
Kelainan pada organ-organ tersebut didiagnosis dan diobati oleh dokter spesialis yang disebut otolaringologis.
TELINGA
Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
Telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh telinga tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang kemudian dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh.
Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikel) dan saluran telinga (meatus auditorius eksternus).
Telinga luar merupakan tulang rawan (kartilago) yang dilapisi oleh kulit, daun telinga kaku tetapi juga lentur.
Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga.
Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.
Telinga Tengah
Teling tengah terdiri dari gendang telinga (membran timpani) dan sebuah ruang kecil berisi udara yang memiliki 3 tulang kecil yang menghubungkan gendang telinga dengan telinga dalam.
# Ketiga tulang tersebut adalah: Maleus (bentuknya seperti palu, melekat pada gendang telinga)
# Inkus (menghugungkan maleus dan stapes)
# Stapes (melekat pda jendela oval di pintu masuk ke telinga dalam).
Getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut dan dihantarkan ke jendela oval.
Telinga tengah juga memiliki 2 otot yang kecil-kecil:
# Otot tensor timpani (melekat pada maleus dan menjaga agar gendang telinga tetap menempel)
# Otot stapedius (melekat pada stapes dan menstabilkan hubungan antara stapedius dengan jendela oval.
Jika telinga menerima suara yang keras, maka otot stapedius akan berkontraksi sehingga rangkaian tulang-tulang semakin kaku dan hanya sedikit suara yang dihantarkan.
Respon ini disebut refleks akustik, yang membantu melindungi telinga dalam yang rapuh dari kerusakan karena suara.
Tuba eustakius adalah saluran kecil yang menghubungkan teling tengah dengan hidung bagian belakang, yang memungkinkan masuknya udara luar ke dalam telinga tengah.
Tuba eustakius membuka ketika kita menelan, sehingga membantu menjaga tekanan udara yang sama pada kedua sisi gendang telinga, yang penting untuk fungsi pendengaran yang normal dan kenyamanan.
Telinga Dalam
Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terjdiri dari 2 bagian utama:
# Koklea (organ pendengaran)
# Kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).
Koklea merupakan saluran berrongga yang berbentuk seperti rumah siput, terdiri dari cairan kental dan organ Corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut.
Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf.
Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak.
Walaupun ada perlindungan dari refleks akustik, tetapi suara yang gaduh bisa menyebabkan kerusakan pada sel rambut.
Jika sel rambut rusak, dia tidak akan tumbuh kembali.
Jika telinga terus menerus menerima suara keras maka bisa terjadi kerusakan sel rambut yang progresif dan berkurangnya pendengaran.
Kanalis semisirkuler merupakan 3 saluran yang berisi cairan, yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan.
Setiap gerakan kepala menyebabkan ciaran di dalam saluran bergerak.
Gerakan cairan di salah satu saluran bisa lebih besar dari gerakan cairan di saluran lainnya; hal ini tergantung kepada arah pergerakan kepala.
Saluran ini juga mengandung sel rambut yang memberikan respon terhadap gerakan cairan.
Sel rambut ini memprakarsai gelombang saraf yang menyampaikan pesan ke otak, ke arah mana kepala bergerak, sehingga keseimbangan bisa dipertahankan.
Jika terjadi infeksi pada kanalis semisirkuler, (seperti yang terjadi pada infeksi telinga tengah atau flu) maka bisa timbul vertigo (perasaan berputar).
HIDUNG
Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar-masuknya udara dari dan ke paru-paru.
Hidung juga memberikan tambahan resonansi pada suara dan merupakan tempat bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata.
Hidung bagian atas terdiri dari tulang dan hidung bagian bawah terdiri dari tulang rawan (kartilago).
Di dalam hidung terdapat rongga yang dipisahkan menjadi 2 rongga oleh septum, yang membentang dari lubang hidung sampai ke tenggorokan bagian belakang.
Tulang yang disebut konka nasalis menonjol ke dalam rongga hidung, membentuk sejumlah lipatan.
Lipatan ini menyebabkan bertambah luasnya daerah permukaan yang dilalui udara.
Rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir dan pembuluh darah.
Luasnya permukaan dan banyaknya pembuluh darah memungkinkan hidung menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk dengan segera.
Sel-sel pada selaput lendir menghasilkan lendir dan memiliki tonjolan-tonjolan kecil seperti rambut (silia).
Biasanya kotoran yang masuk ke hidung ditangkap oleh lendir, lalu disapu oleh silia ke arah lobang hidung atau ke tenggorokan. Cara ini membantu membersihkan udara sebelum masuk ke dalam paru-paru.
Bersin secara otomatis membersihkan saluran hidung sebagai respon terhadap iritasi, sedangkan batuk membersihkan paru-paru.
Sel-sel penghidu terdapat di rongga hidung bagian atas.
Sel-sel ini memiliki silia yang mengarah ke bawah (ke rongga hidung) dan serat saraf yang mengarah ke atas (ke bulbus olfaktorius, yang merupakan penonjolan pada setiap saraf olfaktorius/saraf penghidu).
Saraf olfaktorius langsung mengarah ke otak.
SINUS PARANASALIS
Tulang di sekitar hidung terdiri dari sinus paranasalis, yang merupakan ruang berrongga dengan lubang yang mengarah ke rongga hidung.
Terdapat 4 kelompok sinus paranasalis:
# Sinus maksilaris
# Sinus etmoidalis
# Sinus frontalis
# Sinus sfenoidalis.
Dengan adanya sinus ini maka:
- berat dari tulang wajah menjadi berkurang
- kekuatan dan bentuk tulang terpelihara
- resonansi suara bertambah.
Sinus dilapisi oleh selapus lendir yang terdiri dari sel-sel penghasil lendir dan silia.
Partikel kotoran yang masuk ditangkap oleh lendir lalu disapu oleh silia ke rongga hidung.
Pengaliran dari sinus bisa tersumbat, sehingga sinus sangat peka terhadap ifneksi dan peradangan (sinusitis).
Tenggorokan (faring) terletak di belakang mulut, di bawah rongga hidung dan diatas kerongkongan dan tabung udara (trakea).
Tenggorokan terbagi lagi menjadi:
- nasofaring (bagian atas)
- orofaring (bagian tengah)
- hipofaring (bagian bawah.
Tenggorokan merupakan saluran berotot tempat jalannya makanan ke kerongkongan dan tempat jalannya udara ke paru-paru.
Tenggorokan dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri dari sel-sel penghasil lendir dan silia.
Kotoran yang masuk ditangkap oleh lendir dan disapu oleh silia ke arah kerongkongan lalu ditelan.
Tonsil (amandel) terletak di mulut bagian belakang, sedangkan adenoid terletak di rongga hidung bagian belakang.
Tonsil dan adenoid terdiri dari jaringan getah bening dan membantu melawan infeksi.
Ukuran terbesar ditemukan pada masa kanak-kanak dan secara perlahan akan menciut.
Pada puncak trakea terdapat kotak suara (laring), yang mengandung pita suara dan berfungsi menghasilkan suara.
Jika mengendur, maka pita suara membentuk lubang berbentuk huruf V sehingga udara bisa lewat dengan bebas.
Jika mengkerut, pita suara akan bergetar, menghasilkan suara yang bisa dirubah oleh lidah, hidung dan mulut sehingga terjadilah percakapan.
Epiglotis merupakan suatu lembaran yang terutama terdiri dari kartilago dan terletak di atas serta di depan laring.
Selama menelan, epiglotis menutup untuk mencegah masuknya makanan dan cairan ke dalam trakea.
CAra Mengatasinya :
Pendahuluan
Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke dalam melalui hidung. Tanpa penyaringan ini mungkin debu ini dapat mencapai paru-paru. Bagian depan dari rongga hidung terdapat rambut hidung yang berfungsi menahan butiran debu kasar, sedangkan debu halus dan bakteri menempel pada mukosa hidung. Dalam rongga hidung udara dihangatkan sehingga terjadi kelembaban tertentu.
Mukosa hidung tertutup oleh suatu lapisan yang disebut epitel respirateris yang terdiri dari sel-sel rambut getar dan sel “leher”. Sel-sel rambut getar ini mengeluarkan lendir yang tersebar rata sehingga merupakan suatu lapisan tipis yang melapisi mukosa hidung dimana debu dan bakteri ditahan dan melekat. Debu dan bakteri melekat ini tiap kali dikeluarkan ke arah berlawanan dengan jurusan tenggorokan. Yang mendorong adalah rambut getar hidung dimana getarannya selalu mengarah keluar. Gerakannya speerti cambuk, jadi selalu mencambuk keluar, dengan demikian bagian yang lebih dalam dari lapisan bulu getar ini selalu bersih dan “steril”. Biasanya pada pagi hari hal ini dapat dicapai.
Dengan penjelasan sepintas tersebut diatas dapat dengan mudah dipahami, bahwa segala sesuatu yang masuk (khusussnya obat) ke dalam hidung secara sengaja tidak boleh menghalangi fungsi dari rambut getar sebagaimana dijelaskan di atas. Harga pH lapisan lendir sekitar 5,5-5,6 pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak 5-6,7 pada pH kurang dari 6,5 biasanya tidak diketemukan bakteri dan bila lebih dari 6,5 mulai ada bakteri.
Bila kedinginan pH lendir hidung akan cenderung naik, sebaliknya bila kepanasan cenderung pH menurun. Pada waktu pilek, pH lendir alkalis, sehingga teori sebenarnya dapat disembuhkan denan mudah dengan cara menurunkan pHnya, yaitu kearah asam. Jadi pemberian obat dengan tujuan mengembalikan kondisi normal dari rongga hidung akan menolong.
Obat hidung biasanya diberikan dengan tiga cara : :
1. Yang biasanya adalah dengan meneteskan pada bagian tiap lubang hidung dengan menggunakan pipet tetes.
2. Dengan cara disemprotkan, alatnya ada yang jenis untuk mendapatkan hasil semprotan beruba kabut (atomizer) ada juga yang agak halus (neulizer) artinya lebih halus dari atomizer.
3. Dengan cara mencucikan dengan alat “nasal douche”
4. Dapat juga dengan cara “inheler”, diisap-isap.
Anatomi fisiologi hidung
Obat untuk hidung sama halnya dengan obat untuk mata, termasuk obat keras yang diawasi oleh DITJEN POM. Namun demikian ada juga yang dapat dibeli bebas, oleh karena itu seorang apoteker harus tahu dan menyadari bahwa suatu ketika akan mengadakan diskusi dengan penderita yang akan beli obat tetes hidung secara bebas. Disitulah keputusan terletak ditangan apoteker.
Proetz dan yang lain yang ahli dalam bidang fisiologi hidung menyatakan bahwa “semua infeksi pada rongga hidung bagaimanapun sumbernya hanya satu yaitu kegagalan system penyaringan dari hidung itu sendiri”, Dia menekankan sekali lagi bahwa kelembaban (moisture) memegang peranan utama dalam mekanisme pertahanan hidung yaitu gerakan cilia yang bergerak secara bertahap mendorong semua yang lengket pada mucus dari arah belakang ke depan lubang hidung tertutup dengan membran mucus respiratori. Epitel bagian respiratori terdiri dari sel silia yang diantaranya ada sel-sel goblet. Sel-sel goblet merupakan kelenjar mucus dan setiap kelenjar ini mukusnya secara teratur didorong keluar oleh aksi cambukan cilia. Dibagian bawah mucus tersebut terjalin jaringan pembuluhan darah vena yang mengatur peredaran darah di hidung.
Hingga sekarang gerakan cilia dipengaruhi syaraf atau tidak belum diketahui dengan jelas. Namun demikian studi Burn menyatakan adanya asetilkholin yang terbentuk di situ dan bahwa konsentrasi kholinesterase sudah ditetapkan. Ternyata konsentrasi kholinesterase yang sangat kecil menghambat mempercepat cilia, sedangkan konsentrasi yang lebih besar memperlambat gerakan. Atropin dan kurare memperlambat gerakan cilia. Efeknya adalah berlawanan.
Kelenjar mucus nampaknya keluar terus-menerus karena aktivitas kelenjar bukan karena sesuatu yang pasif, sebagaimana terdahulu diduga. Untuk membuktikan gejala fisiologis tersebut dilakukan percobaan penyuntikan fluorecein secara intravena. Ingelstedt dan Ivstam memperlihatkan bahwa fluorecein ini tidak terdeteksi pada sekresi hidung yang normal, walaupun sekresi ini juga di transfer dari darah ke cairan lendir hidung. Penderita alergi rhinitis kronik, juga memperlihatkan hal yang sama. Tetapi pada rhinitis akut atay sinusitis pewarna tadi (fluorecein) terdeteksi pada sekresi dengan menguji eksudat. Pada rhinitis akut eksudat keluar secar pasif (dgn sendirinya). Mukus (lendir) melindungi mukosa dari pengaruh larutan histamin, namun bila mucus dihilangkan maka, fluorecein dapat terdeteksi. Suntikan antihistamin juga ternyata memacu inflamasi tersebut.
Mukus merupakan system agak kental, pseudoplastik dan merupakan mukoprotein. Pada keadaan normal benda asing, seperti debu, bakteri, puder dan tetes minyak semua terperangkap dalam film mucus dan dibawa keluar dari rongga hidung. Komposisi yang pasti dari mucus tidak diketahui, karena secara kimia sulit dianalisis.
Telah diketemukan bahwa mukoprotein terdiri dari ikatan polimer dari glukosamin dan atau ikatan asam glukoronat yang terikat terikat pada suatu komponen protein. Ikatan ini melalui ikatan ion, kovalen (ester, anhidrad), hydrogen dan mungkin juga ikatan lain. Selanjutnya dikatakan bahwa mucus hidung 6 kali kental disbanding cairan lambung/nmukus lambung. Kekentalan mucus hidung ini penting sehubungan dengan fungsi cilia, kali terlalu encer tidak baik begiitu pun bila sebaliknya (sulit bagi silia untuk melempar film mucus). Anderson dan Rubin yakin bahwa sedikitnya 20 % kasus gejala penyakit hidung disebabkan kenaikan kekentalan mucus tersebut yang mengarah ke keringan. Kekeringan disebabkan banyak factor antara lain suhu, debu, alergi, obat (atropin, stimulasi atau depresi otonomik) dan serangan virus.
pH normal mucus hidung dilaporakan oleh Febricant, yaitu sekitar 5,5 sampai 6,5 banyak laporan bahwa pH mucus ini alkali atau lebih alkali dari harga tersebut di atas (perbedaan tersebut disebabkan cara pemeriksaannya) udara dingin cenderung menyebabkan pH ke arah alkali. Kemampuan pendaparan hidung kurang baik.
Sejauh ini belum ada laporan cera pengukuran tonisitas lendir hidung dalam pustaka. Namun demikian secara langsung dapat dikatakan bahwa larutan isotoni sama dengan darah (0,9 % NaCl), juga harus dibuat untuk tonisitas hidung. Penelitian juga menyatakan bahwa mucus hidung cukup tinggi toleransinya terhadap tonisitas pada range hipertoni.
Respon cilia terhadap obat
1. Larutan NaCl baik cilia manusia maupun pada kelinci tetap aktif untuk jangka waktu yang lama dalam larutan 0,9 % NaCl pada suhu antara 25-30°C. bila konsentrasi NaCl dinaikkan pada bagian tertentu cilia berhenti bergerak, beberapa jam kemudian tempat lain dan seterusnya. Pada konsentrasi 4-4,5 % semua silia berhenti. Bila membran dicuci dengan konsentrasi air suling dan diganti NaCl 0,9 % cilia aktif kembali. Bila konsentrasi berkurang aktivitasnya, pada 0,2-0,3 % cilia berhenti. Walaupun sama-sama tidak aktif, namun kejadian belakangan tidak dapat diperbaiki dengan menaikkan konsentrasi NaCl jadi kerusakan cilia pada keadaan encer permanen
2. Pengurangan ion kalsium, penggunaan senyawa tartrat, citrat, oksalat dan bahan penghelat Ca lainnya akan menghentikan gerakan cilia.
3. Minyak, akan tinggal lama melengket pada film mucus dan akan mempengaruhi aktivitas normal dari cilia. Minyak tidak baik untuk pembawa, karena menimbulkan lipoid pneumonia. Minyak tumbuhan yang bebas asam lemak dikatakan tidak menimbulkan masalah, namun minyak mineral atau hewan tetap tidak cocok.
4. Protargol, larutan koloid akan mengurangi gerakan cilia
5. Larutan perak dan Zink, juga demikian. Larutan perak nitrat 0,5 % sudah menghancurkan cilia begitu juga zink sulfat.
6. Larutan cocain, larutan lebih besar dari 2,5 % menyebabkan paralisisi cilia, begitu juga efedrin HCl lebih besar dari 1%
7. Kamfer, Timol, Menthol, Eukaliptol dan senyawa eteris lainnya menyebabkan penurunan kecepatan gerak cilia. Kurang dari 1 %. Dalam bentuk uap tidak mempengaruhi (inheler)
8. Antibiotik, Soda penisilin tidak merusak cilia bila diberikan dalam bentuk larutan 250-500 unit/ml (dalam larutan NaCl isotoni). Pada konsentrasi 5000 unit terjadi penurunan kecepatan cambukan cilia dengan diselingi berhenti. Suspensi tirotrisina dalam air (1 : 2000 dan 1:5000) menekan sama sekali aktivitas cilia.
9. Atropin, pemberian oral atropin menyebabkan kekeringan atau penghentian gerakan cilia. Pemberian local mereduksi produksi mucus.
Absorbsi Obat
Absorbsi obat lewat mucus hidung terkadang baik atau lebih baik dari oral. Rute intranasal nampaknya ideal karena menghasilkan efek langsung ke vascular dan mudah pemberiannya. Namun demikian cara ini jarang dijumpai sehari-hari.
Tonndorf dan pembantunya mengkaji absorbsi hiosin dan atropin dari selaput lendir manusia. Mereka mengevaluasi denga cara mengamati hambatan produksi saliva sebagai cara untuk menguji absorbsi obat. Penemuan mereka didemonstrasikan sebagai pemberian obat melalui hidung.
Untuk k semua kasus, produksi saliva untuk kontrol berbeda nyata dengan yang mengandung obat, sediaan kapsul yang paling lambat responnya, diikuti larutan oral. Perlambatan respon nampaknya tergantung pada waktu yang diperlukan untuk melarutkan kapsul dan padatan garam alkalod.
Injeksi subkutan memberikan respon yang paling cepat dan tetes hidung menyusul sesudahnya
Pemberian hiosin dalam bentuk semprotan (spray) responnya tidak sebaik tetes hidung. Akan tetapi apabila 0,01 % Na-Laurilsulfat ditambahkan pada tempat absorbsi obat, maka responnya akan sebaik respon tetes hidung.
Pengkajian kelompok lain dengan rute pemberian sublingual (dibawah lidah), diperoleh hasil yang lebih rendah dibandingkan terhadap baik subkutan maupun tetes hidung. Tidak dijumpai komplikasi loka. Monto dan Rebuck (DOM 915) melaporkan pemberian vitamin B 12 melalui rute hidung. Penulis ini menemukan bahwa inhalasi kristal vitamin B 12 dalam larutan NaCl isotonis dan dalam puder lactose menghasilkan respon klinik dan hematologis pada 12 penderita anemia pernisiosa, ada perbaikan.
Obat yang sering diberikan untuk pengobatan hidung :
- Antibiotik
- Sulfasetamide
- Vasokontriktor
- Germisid
- Antiseptik
Yang perlu diperhatikan bahwa rambut getar dalam rongga hidung sangat peka terhadap beberapa macam obat misalnya obat yang mengandung Efedrin HCl, konsentrasi paling tinggi yang dapat ditahan adalah 3% lebih tinggi dari kadar tersebut akan mengerem kerja dari rambut getar.
Larutan adrenalin yang asam (adrenalin 1 % pH 3) juga akan mengerem kerja dari rambut getar hidung
Larutan kokain HCl hanya dapat digunakan sampai konsentrasi paling tinggi 2,5 %
Larutan protalgol mempunyai pengaruh yang nyata terhadap rambut getar hidung karena mengendapklan protein (padahal lendir yang diekskresikan di daerah rambut getar sebagian bersar terdiri dari protein)
Parafin cair jika digunakan sebagai bahan pembawa (baik sebagai pelarut atau mengahsilkan suspensi) akan memberikan suatu lapisan pada mukosa hidung, hingga secara tidak langsung dapat mengurangi kerja rambut getar, jadi tetes hidung dengan paraffin cair sebaiknya dihindari.
Reaksi alkali seperti misalnya garam sulfat, hendaknya juga dihindari karena biasanya pH larutan sulfat sangat alkali yaitu pHnya antara 10-11. sebagai pelarut bukan lagi air yang dipakai melainkan propilenglikol, larutan sulfat dalam propilen glikol tak perlu dialkalikan, jadi reaksinya sedikit asam (karena sulfa merupakan asam lemah)
Obat tetes hidung harus isoosmotik dengan secret hidung atau isoosmotik dengan cairan tubuh lainnya yaitu sama denagn larutan NaCl 0,9% . pengisotonisan ini perlu sekail maksudnya agar tidak mengganggu fungsi rambut getar, epitel. Sedikit hipertoni masih diperkenankan. Sebagai bahan pengiisotoni digunakan NaCl atau glukosa
Tetes hidung harus steril dan untuk untuk menjaga agar oabat terhindar dari kontaminasi, maka penambahan preservatif juga dilakukan misalnya dengan nipagin atau nipasol atau kombinasi keduanya. Nipagin dipakai 0,04-0,01 %; sedangkan campurannya dapat dibuat dengan kombinasi Nipagin (0.026%) + Nipasol (0.014%)
Secara umum untuk obat (tetes) hidung harus diperhatikan :
1. Sebaiknya digunakan pelarut air
2. Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem fungsi rambut getar epitel
3. pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5-6,5 dan agar pH tersebut stabil hendaknya ditambahkan dapar (buffer)
4. Usahakan agar larutan isotoni
5. Agar supaya obat dapat tinggal lama dalam rongga hidung dapat diusahakan penambahan bahan yang menaikkan viskositasnya agar mendekati secret lendir hidung
6. Hendaknya dihindari larutan obat (tetes) hidung yang bereaksi alkali
7. Penting untuk diketahui jangan sampai bayi diberi tetes hidung yang mengandung menthol, karena dapat menyebabkan karam (kejang) pada jalan pernafasan
8. Harus tetap stabil selama dalam pemakaian pasien
9. Harus mengandung antibakteri untuk mereduksi pertumbuhan bakteri selama dan pada saat obat diteteskan.
Dapar fosfat untuk obat tetes hidung (pH 6,5) dapat digunakan dan dibuat seperti tersebut dibawah ini
NaH2PO4. H2O 0,65
NaH2PO4. 7 H2O 0,54
NaCl 0,45
Benzalkonium klorida 0.01-0,10%
Air suling secukupnya 100 ml
Beberapa obat simpatomimetik (atropin, hiosin, skopolamin) karena mudah teroksidasi jadi perlu penambahan antioksidan dan juga kontrol pH.
Ilustrasi by : suriansyah dan imam
email : elschlive.suriansyah@ymail.com/
Ilustrasi by : suriansyah dan imam
email : elschlive.suriansyah@ymail.com/
Langganan:
Postingan (Atom)